SEJARAH MUNCULNYA PERAYAAAN TAHUN BARU MASEHI
Kalau kita runut sumber-sumber tradisi perayaan baru masehi maka akan kita dapati semua mengacu kepada peradapan romawi yang notabenenya beraqidah paganisme(penyembah berhala)dan Zoroastirianisme (penyembah dewa). Peletak dasar penanggalan masehi adalah Julius Caesar pada tahun 45 SM.Oleh karena itu sistem penanggalannyapun disebut dengan penanggalan Julian yang berdasarkan perhitungan peredaran matahari. Awal penanggalan di mulai dari bulan Januari yang berasal dari nama dewa bermuka dua (dewa Janus) yang diyakini sebagai penjaga pintu gerbang Olympus. Kemudian setelah Kristen menjadi agama resmi di kekaisaran Romawi kuno(312 M) sistem penanggalannya pun mengekor pada penanggalan Julian namun mereka jadikan tahun 1 Masehi sebagai tahun kelahiran tuhan mereka, Yesus Kristus. Begitu juga setelah Yerusalem di kuasai romawi (63 SM) sistem penanggalan yahudi berganti dengan penanggalan masehi . Setelah berjalan waktu munculah tradisi “Sylvester Night” dengan berpesta pada malam 31 Desember hingga 1 Januari. Tradisi ini akhirnya diperingati hingga zaman ini.
PERAYAAN TAHUN BARU ADALAH BENTUK FENOMENA KETERPURUKAN RUHANI/FITROH UMAT MANUSIA
Dibalik gegap gempita peryaan tahun baru ternyata tersimpan segudang keterpurukan ruhani yang begitu dahsyat. Manusia seolah lupa dengan tujuan hidup yang sejatinya. Berbagai penyimpangan fitroh berkumpul menjadi satu di malam tahun baru. Semua di laukan dengan kolektif dan ditempat umum. Seolah penyimpangn fitroh tersebut bukanlah kejahatan publik lantaran mendapatkan legalitas dari masyarakat dunia yang di dominasi sistem jahiliyyah yang terorganisasi rapi.
Menarik sekali apa yang dikatakan Sayyid Qutb dalam muqodimah kitab beliau ”Fi Dzilalil Qur’an ” ketika menyifati masyarakat yang tenggelam dalam kejahiliyyahan. ”Dan aku telah hidup di dalam naungan qur’an. Aku melihat dari tempat yang sangat tinggi ke pada gelombang dahsyat kejahiliyyahan yang membahana dan berkecamuk di atas muka bumi ini. Begitu juga aku lihat betapa kecil dan kerdilnya perhatian para penduduknya terhadapnya. Dalam naungan al qur’an aku melihat dengan keterheranan kepada para pemuja-pemuja jahiliyah itu berbangga-bangga dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka, yaitu ilmu pengetahuan yang sebenarnya kekanak-kanakan, kefahaman dan pemikiran yang kanak-kanak, serta minat dan cita-cita yang kanak-kanak pula. Pandanganku tersebut sama seperti pandangan seorang dewasa kepada mainan kanak-kanak. Sungguh aku terheran. Ya, terheran apa sebenarnya yang ada dalam benak mereka? Kenapa mereka tenggelam dalam lumpur kotor keterpurukan dan enggan mendengarkan dan menyambut seruan yang maha tinggi, yaitu seruan Alloh yang menjadikan luhur dan memberkati kehidupan dan umur mereka?”
Ungkapan tersebut mirip sekali kita saksikan hari ini.Sungguh keterpurukan ruhani yang besar sekali kita lihat manusia di malam tahun baru. Mereka berhura-hura, berpesta pora dan bermaksiat sambil tertawa ria namun tidak mengetahui apa tujuannya. Mirip sekali perbuatan mereka seperti anak-anak kecil yang sedang bermain di dalam hidup ini. Lebih terpuruk lagi jika tradisi jahiliyyah tersebut di rayakan oleh umat islam bahkan di Negara yang mayoritas kaum muslimin. Tentunya ini merupakan keterpurukan ruhani yang menjadi biang keladi berbagai musibah(keterpurukan duniawi) di negeri ini.
PERAYAAN TAHUN BARU BENTUK PENYIMPANGAN SIROTHOL MUSTAQIM
Maksud dari jalan yang lurus/Shirotol mustaqim adalah islam yang murni itu sendiri. Syaikhul islam ibnu taimiyyah dalam dalam kitabnya “Iqtidha’ Shirotol Mustaqim Mukholafah Ashabul Jahim.” Beliau berkata; “Sesungguhnya shirothol mustaqim adalah perkara-perkara batin di dalam hati dari keyakinan- keyakinan dan berbagai keinginan dan lainnya. Begitu juga menyangkut perkara dzohir dari perkataan dan perbuatan. Terkadang bisa berupa peribadatan dan terkadang pula bisa berupa kebiasaan dalam tata cara makan, berpakaian, pernikahan, tempat tinggal dan budaya masyarakat,acara perpisahan,bepergian serta rekreasi dll.”
Dilihat dari sejarahnya peringatan tahun baru masehi berasal dari kaum kufar. Didalam islam tidak ada perayaan kecuali perayaan dua hari raya yaitu idul fitri dan idul adha .Jadi tradisi perayaan tahun baru baik berupa pemberian ucapan,begadang tengah malam, konvoi, pesta kembang api dan petasan serta terompet sangat jauh dari shirotol mustaqim. Dialah jalan golongan al magdhub ‘alaihim( orang-orang yang di benci) yaitu golongan Yahudi dan jalan ‘Adh dhoollin”(orang yang tersesat) yaitu orang nasrani . Lebih dari itu perayaan tahun baru masehi adalah bentuk tasyabbuh dengan kaum kuffar yang hukumnya adalah haram. Dimana Rosululloh saw bersabda; “Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk golongannya”(HR.Abu dawud no. 4031)
PERAYAAN TAHUN BARU MASEHI TRADISI SURAM PENGUBURAN SEJARAH ISLAM
Ketika pasukan islam telah meluluhlantakkan peradaban Persia dan Rumawi maka Kholifah umar rdh membuat sistem penanggalan islam dengan penanggalan hijriah berdasarkan perhitungan peredaran bulan. Dan kalau kita renungkan hal ini selaras dengan firman Alloh swt.
••
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.” (QS.al Baqoroh:189)
Didalam ayat tersebut Alloh mengisyaratkat bahwa perhitungan penanggalan dalam islam dengan peredaran bulan. Kemudian Umar rdh menjadikan tonggak sejarah awal kebangkitan islam yaitu peristiwa hijrahnya nabi Saw sebagai tahun pertama dalam tahun hijriah. Subhanaloh, kalau kita cermati ini merupakan kejeniusan kholifah Umar rdh yang luar biasa. Namun demikian beliau sama sekali tidak memerintahkan kaum muslimin untuk memperingati tahun baru hijriah.
Setelah umat ini meninggalkan kemurnian.Mereka mulai membebek pada tradisi orang kufar. Bahkan ketika hegemoni Yahudi dan Nasrani menguasai dunia tradisi itu membudaya di kalangan kaum muslimin.( Allohu musta’an.) Akhirnya sistem penagggalan hijriah mulai luntur dikalangan kaum muslimin berganti dengan penanggalan masehi. Akibatnya terkubur pula jejak-jejak sejarah islam. Padahal tidak mungkin syiar-syiar islam yang murni akan bangkit kecuali dengan menghidupkan kembali penanggalan hijriah dalam kehudupan kaum muslimin. Semoga kita bisa menghidupkan kembali sunnah mulia yang kini redup di telan peradaban tirani tersebut. Pada hakikatnya menghidupkan penaggalan masehi adalah menghidupkan syiar-syiar jahiliyyah dan mengubur sejarah silam kejayaan islam.
INGAT..!!! KITA ADALAH UMAT TERBAIK
Suatu hari rosululoh saw pernah memberitakan pada para sahabat.“Sungguh engkau sekalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelumu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga seandainya mereka masuk kedalam lubang biawak engkaupun akan mengikutinya. Kita (para sahabat) bertanya; Wahai rosululloh saw ,Apakah mereka kaum Yahudi dan Nasroni? Beliau menjawab, Siapa lagi kalau bukan mereka.”(HR.Muslim no 6952)
Apa yang di kabarkan beliau sungguh benar dan telah terjadi. Perayaan tahun baru adalah bukti konkret dari pengekoran umat ini pada budaya kaum kufar yahudi dan nasroni. Sangat tidak pantas bagi kaum muslimin mengikuti budaya mereka .Kita harus selalu ingat bahwa kita umat terbaik yang di anugrahkan bagi alam ini. Sekali lagi kita harus ingat bahwa kita adalah umat terbaik. Tiada yang lain. Percayalah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar