سأمضي ولو كلفتني الطريق وقل الوفي و خان الصديد سأمضي إلى الله يا صاحبي فإني أخاف عذاب الحريق
Kamis, 29 Maret 2012
KELUARGA CALON PENGHUNI SURGA
OLEH: abu azzam al klateni Lc.
Kita semua pasti mendambakan kebersamaan dengan orang yang kita cintai dimanapun kita berada.Kita semua juga menginkan agar seluruh anggota keluarga kita menjadi penghuni surga bukan menjadi bahan bakar api neraka. Kitapun yakin bahwa tak ada di dunia ini orang merelakan anggota keluarganya berada dalam jurang-jurang neraka. Namun ada pertanyaan yang harus kita jawab, sudahkah anggota keluarga mempunyai ciri para penghuni surga? Ataukah justru mereka beramal dengan amalan penduduk neraka?
Sungguh alangkah bahagianya jika kita bersama- sama masuk surga bersama keluarga kita. Betapa bahagianya jika kita bisa bersua kembali setelah mati dengan anak istri dan saudara ter cinta di dalam surga yang kekal abadi selamanya. Oleh karena itu para keluarga muslim yang dirahmati Alloh, perlu dan penting kita mengetahui apa saja ciri-ciri keluarga calon penghuni surge. Mudah-mudahan keluarga kita termasuk di dalamnya.
CIRI-CIRI KELUARGA CALON PENGHUNI SURGA
Di dalam islam banyak sekali ciri-ciri keluarga calon penghuni surge. Diantara ciri-ciri yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Iman yang Kokoh Kepada ALLOH SWT.
Inilah modal utama membangun bahtera rumah tangga untuk menggapai surga. Tanpa landasan iman keluarga kita akan terpuruk selamanya. Tidak akan mungkin tanpa iman suatu keluarga akan menjadi penghuni surga. Bahkan itu suatu hal yang mustahil untuk di gapai. Dengan berbekal iman yang kokoh keluarga kita bisa bersama di dunia dan disurga. Alloh SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (Maksudnya: anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah derajatnya sebagai derajat bapak- bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga.) dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(ath Thuur:21)
Berkaitan dengan ayat ini Imam Ibnu katsir berkata:
يخبر تعالى عن فضله وكرمه، وامتنانه ولطفه بخلقه وإحسانه: أن المؤمنين إذا اتبعتهم ذرياتهم في الإيمان يُلحقهم بآبائهم في المنزلة وإن لم يبلغوا عملهم، لتقر أعين الآباء بالأبناء عندهم في منازلهم، فيجمع بينهم على أحسن الوجوه، بأن يرفع الناقص العمل، بكامل العمل، ولا ينقص ذلك من عمله ومنزلته، للتساوي بينه وبين ذاك.
“Alloh SWT mengkabarkan atas keutamaan dan kemuliannya, karunia,kelembutan dan kebaikannya pada HambaNya; Bahwasanya orang-orang yang beriman apabila diikuti keturunan mereka dalam keimanan maka keterunan tersebut akan diikutkan pula di jannah dengan nenek moyang mereka meskipun tidak sampai derajat amalnya. Hal tersebut untuk mengukuhkan pandangan bapak terhadap anaknya yang beriman dalam derajatnya. Maka berkumpulah diantara mereka dengan sebaik-baiknya penampilan,yaitu dengan ditinggikan orang yang kurang amalnya dengan orang yang sempurna amalannya. Dan pengankatan derajat tersebut tidak mengurangi amal dan kedudukan orang yang tinggi amal dan derajatnya. Hal tersebut tidak lain untuk menyamakan kedudukan mereka.”
Begitu juga Ibnu Abbas rdhma menjelaskan berkaitan dengan ayat ini.
هم ذرية المؤمن، يموتون على الإيمان: فإن كانت منازل آبائهم، أرفع من منازلهم ألحقوا بآبائهم، ولم ينقصوا من أعمالهم التي عملوا شيئا.
“Mereka adalah keturunan dari orang-orang yang beriman dan mati dalam keimanan. Jika seandainya kedudukan bapak-bapak mereka lebih tinggi dari kedudukannya maka mereka akan diikutkan kedalam kedudukan bapak-baoak mereka dan hal tersebut tidak mengurangi amal-amal yang mereka perbuat sedikitpun.”
Karena iman merupakan bekal utama meraih surga maka hendakknya iman keluarga kita harus kuat dan kokoh. Yaitu iman yang tidak mudah ditukar dengan hanya sekardus mie instan ataupun sekarung beras. Bahkan iman yang tidak pudar hanya dengan selentingan orang-orang yang membenci keislaman kita.Begitu juga iman yang tegak berdiri bagaikan karang ditengah lautan. Tetap tegar meskipun badai kuat menghempas. Dan tak mudah goyah walaupun topan datang menghadang.
Melihat urgensi iman yang kokoh dalam keluarga sangat dibutuhkan. Maka dari itu pendidikan iman dalam keluarga hendaknya menjadi misi utama yang senantiasa di update setiap saat. Selalu ingatkanlah keluarga kita dengan suatu hari dimana anggota keluarga saling bercerai berai satu sama lain.
”Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan bapaknya. Dan dari istri dan anak-anaknya.”
Begitu juga dengan ayat Alloh SWT” (QS.’Abasa:34-36)
“Yaitu di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.asy Syu’aro:88-89)
Hari itu hanya pemilik qolbun salim(hati yang selamat)yang bisa menyelamatkan diri dihari kiamat. Dan hati yang selamat tersebut hanya bisa diraih dengan iman yang murni dan tak tercampuri kesyirikan kepada Alloh. Hanya dengan keimanan yang kokoh keluarga kita akan utuh dalam mengayuh bahtera rumah tangga menuju surga Alloh SWT.
2. Gemar Bermal Sholeh.
Amal sholih adalah hiasan dan bekal bagi keluarga calon penghuni surga. Tidak bisa dipungkiri kita semua telah faham bahwa banyak sekali amal sholih yang bisa kita lakukan dalam keluarga. Akan tetapi permasalahannya bagaimana realisasi agar keluarga kita gemar beramal sholeh? Dalam hal ini paling tidak ada 2 hal yang harus diperhatikan agar keluarga kita gemar beramal sholeh.
a. Adanya qudwah hasanah(suri teladan yang baik) dari pemimpin keluarga.
Peran qudwah dalam membangkitkan motivasi gemar beramal sholih bagi anggota keluarga lainnya sangalah besar. Bahkan suri teladan inilah motor utama yang mendorong anggota lainnya melakukan amal sholih. Bagaimana mungkin anggota keluarga akan gemar beramal sholih jika kepala keluarganya malas dan enggan beramal sholeh? Oleh karena itu kepala keluarga hendaknya menjadi garda terdepan dalam memberi contoh anggota keluarga untuk senantiasa beramal sholih.
Dalam hal ini Rosululloh saw adalah contoh yang paling tepat dalam suri teladan baik bagi keluarganya dalam beramal sholih. Sehingga benar-benar keluarga nabi saw adalah keluarga yang gemar beramal sholih.
b. Saling berkomitmen untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Dalam keluarga muslim harus dibangun komitmen untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Masing-masing anggota keluarga harus saling melengkapi dan menguatkan. Sungguh betapa indahnya gambaran yang contohkan Rosululluh tentang komitmen untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan antara pasutri.
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Allah merahmati seorang yang bangun di malam hari lalu sholat (tahajjud) dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan untuk bangun maka iapun memercikkan air di wajah istrinya. Allah merahmati seorang wanita yang bangun di tengah malam lalu sholat (tahajjud) dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan untuk bangun maka iapun memercikkan air ke wajah suaminya”. [HR Abu Dawud II/33 no 1308 dan Ibnu Majah I/424 no 1336 dari hadits Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Amal-amal sholih inilah yang nantinya menjadi sarana dan penyebab kita dan keluarga kita masuk kedalam surga sebagaimana Alloh dijelaskan dalam firmanNya .
“Masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".(QS.an Nahl:32)
3. Saling menasihati dalam haq dan kesabaran.
Saling menasihati dalam haq dan kesabaran adalah pintu gerbang meraih keistiqomahan. Terkadang iman dan amal sholih di dalam anggota keluarga mengalami penurunan. Hal tersebut adalah sunatulloh karena memang tabiat iman sendiri bertambah dan berkurang. Oleh karena itu disinilah letak pentingnya saling menasihati dalam haq dan kesabaran.
Tiga ciri diatas sebenarnya intisari dari surat al ‘Ashr. Sungguh tepat sekali perkataan Imam Syafi’i rahimahulloh ketika menerangkan keutamaan surat al ‘Ashr.
لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هذة السورة لكفتهم
“Seandainya Alloh tidak menurunkan hujjah(keterangan/penjelasan)kecuali hanya surat ini niscaya hal itu akan cukup.”
Maksud dari “cukup” dalam ungkapan tersebut bukan berarti tidak dibutuhkan ayat-ayat al Qur’an yang lainnya. Akan tetapi cukup memberikan nasihat bagi orang yang bertadabbur dan memikirkannya. Wallohu a’lam bishowab.
4. Menjunjung Tinggi Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh saw.
Inilah ciri sejati keluarga muslim calon penghuni surga. Penegakkan hukum-hukum Alloh pada tiap individu dan lingkup keluarga telah menjadi kewajiban yang masing-masing disertai kesadaran dan kebutuhan akan hal tersebut. Aturan yang berlaku dalam keluarga tersebut adalah aturan Alloh dan rosulNya. Semua anggota keluarga tunduk dan patuh dengan perintah Alloh dan menjauhi segala laranganNya. Adapun virus liberal dan nafsu syahwat benar-benar disingkirkan dan dihilangkan. Keluarga tipe inilah keluarga yang dirindukan surga. Mudah-mudahan kita mampu mewujudkannya.
MENDAYUNG BAHTERA MENUJU SURGA
Mendamba surga bukan semudah membalik telapak tangan. Ia bukan pula berangan menanti jatuhnya emas dari langit turun ke pangkuan . Namun perjuangan menuju surga Alloh adalah perjuangan yang penuh dengan ujian da cobaan. Berbagai rintangan harus di jalani dan terkadang menyesak dihati demi menggapai surga abadi.
Keluarga muslim yang dirahmati Alloh..
Selalu waspadalah hari ini banyak sekali acara dan hiburan yang menggiring keluarga muslim menuju ke pintu-pintu neraka. Banyak sekali yang tidak sadar bahwa jebakan setan telah mengepung dari berbagai segi untuk melucuti keimanan dalam keluarga kita. Tampak sekali tipu daya setan perlahan-lahan menembus dinding rumah-rumah kita. Satu-persatu anggota keluarga kita dijatuhkan dalam amalan-amalan yang menyeret kedalam lembah jahannam tanpa terasa. Segeralah selamatkan mereka dari keterpurukan tersebut.
Tutuplah semua pintu yang menyeret ke pintu neraka. Hadirkan dalam rumah tangga kita amalan-amalan penghuni surga. Pacu dan terus dayung bahtera kita mengarungi jeramnya samudra fitnah dunia. Dan jangan pernah berhenti sampai kita menginjakkan kedua kaki kita di dalam surga. Semoga kita dikumpulkan bersama keluarga kita jannah firdaus yang indah tiada tara. Wallohu a’lam bishowab.
KITA HARUS BERDAKWAH
Dakwah ibarat air yang menumbuhkan benih-benih hidayah dalam hati manusia yang kering dari kehidupan imani. Dakwah juga merupakan motor penggerak dalam sebuah mesin kapal terbang yang jika dia berhenti maka akan jatuhlah semua awak dalam kapal tersebut.Tanpa dakwah kehidupan ini akan hancur dipenuhi keterpurukan ruhani dan duniawi. Berbagai penyembahan berhala dan segala bentuk kemaksiatan akan mendominasi kehidupan manusia jika dakwah terbangkalaikan. Tidak bisa dibayangkan jika dakwah terhenti walau sesaat. Kegelapan kekufuran dan kemaksiatan akan melanda karena cahaya hidayah terhalang kepada jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan. Dampak selanjutnya akan merembet pada kebekuan kekuatan umat untuk menerapkan syariat Alloh di muka bumi ini.
Saudaraku yang dirahmati Alloh…
Barangkali kita bertanya kenapa kita harus berdakwah? Kenapa pula harus ada dukungan untuk kelangsungan dakwah? Bukankah dakwah tugas para dai dan sekarang telah banyak para dai dan mubaligh? Dan bukankah pula islam telah tersebar dimana-mana? Pertanyaan ini seringkali muncul menggelitiki sebagian orang muslim. Pertanyaan yang sebenarnya hasil dari percikan-percikan rasa enggan dan keraguan untuk bergerak melakukan dakwah fi sabililllah.
ALASAN KENAPA KITA HARUS BERDAKWAH
Ada beberapa point penting kenapa kita harus berdakwah di jalan Alloh. Barang siapa yang merenungkan niscaya dia akan mengerti bahwa mulai saat ini kita harus berdakwah.
1. Kita diwajibkan Alloh untuk berdakwah.
Banyak sekali ayat al qur’an yang mewajibkan kita untuk berdakwah diantaranya:
“ Berdakwahlah (serulah) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS.an Nahl:125)
“..dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.(QS. al Qoshos:87)”
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwak menyeru kejalan kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (QS.Yusuf:108)
Berkaitan dengan ayat ini Ibnu qoyyim rhm berkata:
فا لدعوة إلى الله تعالى هي وظيفة المرسلين و أتباعهم
“Adapun dakwah mengajak kejalan Alloh adalah profesi dari para rosul begitu juga orang-orang yang mengikutinya.”
Para ulama berpendapat bahwa Ayat-ayat diatas adalah dalil yang mewajibkan seorang muslim berdakwah di jalan Alloh.Tidak dibedakan apakah orang tersebut kaya atau miskin, tua atau muda ,arab maupun a’jam(non arab) selama dia berstatus sebagai seorang muslim maka dia wajib untuk berdakwah menyeru kepada jalan Alloh SWT.
2. Dakwah merupakan tugas para nabi dan rosul dan orang-orang yang beriman kepadanya.
“dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS.an Nahl: 36)
Ayat diatas menerangkan bahwa misi ditusnya setiap rosul kepada umatnya adalah untuk berdakwah menyeru pada tauhid dan menjauhi thaghut. Makna thagut di jelaskan oleh ibnul al Qoyyim adalah
مَا تَجَاوَزَ بِهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ أَوْ مَتْبُوعٍ أَوْ مُطَاعٍ. وَالطَّوَاغِيتُ كَثِيرُونَ وَرُؤُوسُهُمْ خَمْسَةٌ: إِبْلِيسُ لَعَنَهُ اللهُ، وَمَنْ عُبِدَ وَهُوَ رَاضٍ، وَمَنْ دَعَا النَّاسَ إِلَى عِبَادَةِ نَفْسِهِ، وَمَنْ ادَّعَى شَيْئًا مِنْ عِلْمِ الْغَيْبِ، وَمَنْ حَكَمَ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ
“Apa saja yang melampaui batas dari seorang hamba dalam hal peribadahan,atau pengikutan, atau ketaatan(kepada selain Alloh). Dan parathoghut sangat banyak adapun pemimpinnya ada lima:Iblis la’natulloh alaihi, Barang siapa yang diibadahi dan dia ridha terhadapnya,Orang yang menyeru manusia untuk beribadah terhadapnya,Orang yang mengaku mengetahui akan ilmu ghaib dan orang yang berhukum dengan selain hukum Alloh.”
Ayat diata s jelas bahwa dakwah merupakan tugas kewajiban para rosul yang harus di emban para pengikut setelahnya.
KEUTAMAAN DAKWAH
1. Dakwah adalah sebaik-baik amal perbuatan.
Dalam hal ini Alloh berfirman;
“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(QS.Fushilat:33)
Berkata imam asy Syaukani berkaitan ayat ini:
فلا شيء أحسن منه ولا أوضح من طريقه ولا أكثر ثوابا من عمله.
“Tidak ada sesuatu apapun yang lebih baik dari orang yang menyeru untuk dakwah , dan tidak ada yang lebih jelas dari jalan mereka begitu juga tidak ada yang lebih banyak pahalanya dari orang yang beramal atasnya.”
2. Barang siapa yang bisa berdakwah maka baginya pahala sebagaimana orang yang beramal karena dakwahnya tanpa berkurang sedikitpun.
من دعا إلى هدى كان له من الأجور مثل من تبعه,لا ينقص من أجوهم شيئا
“ Barang siapa berdakwah menyeru kepada hidayah/petunjuk maka baginya pahala orang yang mengikutinya dan tidak berkurang sedikitpun.”(HR.Muslim)
3. Memberikan wasilah hidayah dengan berdakwah kepada orang lain lebih baik pahalanya dari pada onta merah(kendaraan termewah di zaman nabi saw)
Rosululloh saw bersabda:
فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Maka demi Alloh seandainya engkau menjadi wasilah hidayah bagi seseorang maka hal tersebut lebeih baik bagimu dari onta merah” (HR. al Bukhori:3009)
Saudaraku yang dirahmati Alloh
Jangan ragu untuk berdakwah. Jangan pula dibisiki setan untuk enggan dalam berdakwah. Siapapun kita, apapun status kita maka sudah seharusnya bergelut dengan dakwah dimanapun dan kapanpun kita berada. Kalau kita hanya menunggu orang lain maka sungguh kita berada dalam kerugian yang amat besar. Jika kita tidak mampu dengan lisan maka kita bisa berdakwah lewat tulisan. Jika kedua hal tersebut kita tidak mampu maka kita bisa berdakwah lewat harta kita untuk membiayai proyek-proyek dakwah..Jangan ragu lagi mulai sekarang kita harus berdakwah! Semoga kita di jadikan Alloh sebagai seorang muslim penebar hidayah. Amiin.
MENDIDIK ANAK DENGAN AL QUR'AN
OLEH: ABU AZZAM LC.
Sebagai orang tua muslim Kita semua sepakat bahwa al qur’an adalah adalah pedoman dalam kehidupan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun ironinya kita sendiri masih sangat jauh dari apa yang ada di dalam alqur’an. Bahkan diantara kita rela membiarkan anak-anak kita jauh dari kitab suci al qur’an. Realitanya bukankah lagu-lagu yang beredar dipasaran lebih dihafal oleh anak kita ketimbang al qur’an? Dan bukankah kebanyakan anak-anak kaum muslimin masih banyak yang buta dengan membaca al qur’an? Oleh karena itu merupakan PR besar bagi orang tua muslim mendidik para anaknya dengan al Qur’an.
Sadarilah, Anak-Anak Kita Dalam Kepungan
Sadar atau tidak sebenarnya anak-anak kita dalam kepungan serius pendidikan yang menjauhkan al qur’an dari kehidupan.Kepungan tersebut berupa konfrontasi budaya “amburadul” yang sebenarnya hasil metamorfosis dari tradisi klenik dan liberal. Semua itu telah berpadu dalam realita kekinian dan kedisinian menggilas dunia anak-anak kita.Di setiap lini dan sudut kehidupan hegemoni budaya tersebut telah menjadi biasa dipraktekkan anak-anak kita. Hal tersebut Sedikit demi sedikit menggeser nilai-nilai al qur’an dalam masyarakat islam.
Kalau kita rasakan memang benar-benar kepungan yang mencengkeram pemikiran masa depan anak-anak kita bagaikan gurita ketika mendapat mangsa. Oleh karena itu mendidik anak dengan la qur’an merupakan benteng kokoh yang menjadi pelindung pemikiran, akhlaq dan cara bergaul anak-anak kita dari berbagai virus kejahiliyyahan.
MENANAMKAN ANAK CINTA PADA AL QUR’AN
Anak merupakan karunia dan amanah yang diberikan Alloh pada mannusia. Wajib bagi kedua orang tua menjaga amanah dan karunia tersebut. Dan penjagaan anak yang paling utama adalah dengan memberikan kepadanya pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik dan seharusnya ditanamkan sejak dini oleh orang tua muslim pada anaknya adalah pendidikan dengan al qur’an.
Tahap pertama dalam pendidikan al qur’an adalah membuat buah hati kita cinta dengan al Qur’an. Membuat anak cinta dengan al qur’an bukan semudah membalikkan telapak tangan. Tugas ini adalah tugas besar orang tua yang sangat butuh jerih payah dan ketulusan doa. Banyak orang tua yang sholihpun merasa tertatih-tatih ketika melakukan hal ini. Karena memang persoalannya cukup rumit dan kompleks.
Orang tua harus paham tentang kondisi anak dengan protipe karakter yang sangat majemuk. Begitu juga berkaitan dengan pemilihan waktu, lingkungan yang konduksif, sarana yang kreatif dan inovatif, keteladanan yang baik serta faktor gizi yang harus memadai.
Kecintaan anak pada al Qur’an akan tumbuh dan bersemi jika diiringi dengan hangatnya motivasi dari orang tua. Tak dipungkiri motivasi mempunyai peranan yang signifikan dalam membangkitkan semangat anak untuk cinta pada al Qur’an. Maka alangkah baik nya jika orang tua menyemangati anaknya seperti. “ Nak, Jika kamu bisa membaca al qur’an dengan lancar sekaligus hafal juz ‘Amma insya Alloh umi dan abi akan belikan tas dan sepatu baru atau mushaf al; qur’an misalnya.” Lebih baik lagi jika kita motivasi dengan pahala dan keutamaan orang yang mahir dalam al qur’an akan bersama para malaikat yang mulia. Motivasi-motivasi semacam ini akan menumbuhkan semangat anak cinta pada al Qur’an.
Diantara cara menumbuhkan kecintaan anak pada al Qur’an dengan memperkenalkan anak dengan bacaan dan hafalan al qur’an lewat permainan. Jangan sampai dunia anak yang merupakan dunia main terampas dengan kekakuan kita dalam mendidik mereka cinta pada al Qur’an. barang siapa yang kurang memperhatikan ini biasanya menemui berbagai kendala dalam perjalanannya.
Pembaca gerimis yang dirahmati Alloh...
Jika kita mampu menanamkan anak terhadap al qur’an maka Kecintaan inilah yang nantinya menjadi dorongan kuat anak-anak kita mudah berinteraksi dengan al qur’an. Tidak ada gunanya menghafal al qur’an tanpa didasari rasa cinta terhadap al qur’an. Disamping menumbuhkan rasa cinta kita harus tanamkan juga pengagungan bahwa al qur’an adalah perkataan alloh yang suci. Semua ini tentunya butuh waktu dan perhatian dari orang tua. Jangan sampai kesibukan kita menjadi sebab anak-anak kita terabaikan sejak dini dari al qur’an.
BERBAGAI CARA(METODE) MENDIDIK ANAK DENGAN AL QUR’AN
Metode memang sangat menentukan hasil yang di akan capai. Oleh karena itu dalam mendidik anak dengan al qur’an kita harus benar-benar mengetahui metode yang tepat. Kalau kita uraikan secara detail pasti terlalu panjang karena setiap fase umur ada tendesi dan cara yang sesuai. Dalam hal ini buku-buku di pasaranpun cukup banyak yang bisa kita ambil sebagai panduan. Namun secara global sebagai berikut:
1. Mendidik anak dengan al Qur’an pada anak di bawah 2 tahun.
Anak dibawah 2 tahun tentunya masih belum bisa mencerna bahasa tulisan. Akan tetapi bahasa verbal,indera pendengaran,daya cita serta daya ingat mulai berinteraksi dengan apa yang dia dengar. Oleh karena itu pada fase ini bisa kita perdengarkan pada anak-anak kita suara-suara murottal. Memang ada teori barat yang menganjurkan agar diperdengarkan pada anak suara-suara yang bernuansa lembut. Namun teori ini seharusnya tidak dipakai. Karena memang musik tidak akan pernak bisa bersatu dengan al qur’an. Hukum musik sejak zaman salaf telah jelas dan gamblang akan keharamannya. Jadi yang benar adalah memperdengarkan al qur’an pada anak-anak kita. Kemudian mengajak mereka duduk sejenak ketika kita membaca al qur’an,atau meminta mereka mengambilan mushaf al qur’an hal tersebut sangat bermanfaat dalam menanamkan kecintaan mereka terhadap al qur’an.
2. Mendidik anak dengan al Qur’an padaUsia 3 sampai 6 tahun.
Pada usia ini anak mulai bisa mengucapkan bahkan merekam apa yang ia dengar. Oleh karena itu pengenalan huruf-huruf al qur’an(huruf hijaiyah) sangat dianjurkan. Mulailah dengan huruf-huruf yang mudah di ucapkan bagi lisan kita terutama lisan orang a’jami(non arab). Menggunakan sarana belajar modern sangat membantu anak dalam proses pembelajaran pada tahap ini. Seperti penyetelan CD pembelajaran al qur’an untuk anak.
Pada usia ini sebenarnya anak telah mampu menghafal potongan-potonngan ayat pendek. Maka dari itu orang tua hendaknya respon dan menggunakan kesempatan ini untuk membiasakan anak-anak mengucapkan lafadz al qur’an. Akan tetapi yang harus diperhatika jangan memaksa anak untuk menghafal ketika dia tidak mau, Apalagi memukul anak ketika tidak mau menghafal. Ciptakan suasana nyaman bagi anak sehingga ia benar-benar mau menghafal dengan sendirinya.
3. Mendidik anak cinta al qur’an 7-10 tahun.
Pada usia ini anak mulai bisa mengenal lebih banyak tentang lingkungan sekitar. Menurut sunnah nabi anak usia tujuh tahun mulai diperintahkan dan diajari sungguh-sunguh tentang sholat. Begitu juga berkaitan dengan pendidikan dengan al qur’an semestinya mendapatkan tendensi yang lebih. Sebaiknya anak mulai diikutsertakan dalam taman pendidikan al qur’an. Selain bisa berinteraksi dengan teman lain lingkungan tersebut sangat konduksif untuk belajar al qur’an. Bahkan orang tua harus mau privat anaknya ketika menjelang tidur atau diwaktu luang lainnya. Sebaiknya anak di dorong untuk mengikuti perlombaan hafalan al qur’an. Begitu juga menyemangati sering tampil menyetorkan hafalannya baik kepada orang tua maupun di acara lainnya seperti radio khusus rubrik anak-anak.
Menceritakan kisah-kisah di dalam al qur’an sangat membantu anak dalam menanamkan kecintaan anak pada al Qur’an. Sebanarnya kalau kita gali masih banyak sekali metode yang bisa kita terapkan. Yang jelas pemaparan diatas sekedar contoh yang bisa membantu kita dalam mendidika anak dengan al qur’an.
Sebuah Kesalahan Besar
Pembelajaran al qur’an yang mayoritas berkembang dalam masyarakat kita hanya berorientasi pada kemampuan membaca al qur’an saja. Setelah anak mampu membaca al qur’an maka seolah telah selesai dan anak di lepas begitu saja. Mereka menyangka bahwa hal tersebut telah cukup. Anak-anak yang tadinya setiap sore rutin mengikuti TPA di masjid mulai bertahap meninggalkan masjid. Karena mereka merasa target mereka telah tercapai. Padahal hal tersebut adalah babak awal untuk memulai anak interaksi dengan al qur’an.
Seringkali orang tua kecolongan atas anaknya yang tadinya rajin mengaji setiap sore di masjid kini mulai bergabung dengan komusnitas baru di mall-mall atau pinggir jalan. Lisan-lisan yang dulu mendendangkan alqur’an kini berganti dengan musik dan nyanyian. Bahkan mereka yang berdandan seksi dan seronok mereka juga yang dulunya aktif ngaji tiap sorenya. Memang dahsyatnya pendidikan al qur’an belum menyentuh sisi kehidupan mereka karena masih jauhnya dari al qur’an. Jauh bukan berarti keberadaan dan jaraknya. Kita yakin dirumah-rumah mereka pasti ada mushaf al qur’an. namun setan dan para pasukannya telah membuat dinding pembatas antara mereka dengan alqur’an.
Mungkin kita bertanya-tanya kok bisa ya hal tersebut terjadi? Tidak lain dan tidak bukan karena kesalahan besar yang dianggap wajar oleh orang tua ketika pembelajaran sebatas pada kemampuan membaca saja. Oleh karena itu hendaknya orang tua mulai mencarikan anak tempat untuk melanjutkan pendidikan anaknya setelah mahir membaca al qur’an. Seperti belajar tahsin dan tajwid, terjemah lafadz al qur’an, kajian tafsir dll. Bahkan jika anak tersebut punya bakat dan semangat dalam menghafal al qur’an alangkah baiknya kita masukkan di pondok tahfidz al qur’an.
Jadi merupakan kesalahan besar jika kita melepas anak kita setelah mereka bisa membaca al qur’an.
Hanya dengan al Quran Generasi Robbani Akan Bangkit
Mendidik anak dengan al qur’an adalah jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Indikator kerusakan generasi ini disebabkan karena jauhnya pendidikan mereka dari al qur’an. Dan telah diakui oleh para kolonialis dan orientalis barat bahwa selama al qur’an masih berada di dalam genggaman kaum muslimin maka mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan kaum muslimin. Maka tidak salah jika sekarang mereka menyusun kurikulum yang ada sangat menjauhkan anak dari al qur’an. Mulai dari SD sampai perguruaan tinggi al qur’an mulai dipisahkan dalam pendidikan. Tapi dengan izin Alloh berbagai sekolah berbasis islam yang mengajarkan al qur’an mulai merebak di nusantara. Semoga ini bagian dari pilar kebangkitan islam yang telah lama ditunggu oleh umat.
Tak akan pernah generasi robbani bangkit kecuali jika generasi tersebut terwarnai dengan nuansa al qur’an. Oleh karena itu jangan ragu untuk mendidik anak kita dengan alqur’an. Jika setiap keluarga muslim sadar akan pentingnya pendidikan al qur’an bagi anak-anaknya. Insya alloh generasi robbani akan bangkit di negeri kita. semoga anak-anak kita menjadi generasi qur’ani yang selalu menjunjung tinggi islam dimanapun ia berada. Amiin.
Langganan:
Postingan (Atom)