سأمضي ولو كلفتني الطريق وقل الوفي و خان الصديد سأمضي إلى الله يا صاحبي فإني أخاف عذاب الحريق
Kamis, 29 Maret 2012
MENDIDIK ANAK DENGAN AL QUR'AN
OLEH: ABU AZZAM LC.
Sebagai orang tua muslim Kita semua sepakat bahwa al qur’an adalah adalah pedoman dalam kehidupan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun ironinya kita sendiri masih sangat jauh dari apa yang ada di dalam alqur’an. Bahkan diantara kita rela membiarkan anak-anak kita jauh dari kitab suci al qur’an. Realitanya bukankah lagu-lagu yang beredar dipasaran lebih dihafal oleh anak kita ketimbang al qur’an? Dan bukankah kebanyakan anak-anak kaum muslimin masih banyak yang buta dengan membaca al qur’an? Oleh karena itu merupakan PR besar bagi orang tua muslim mendidik para anaknya dengan al Qur’an.
Sadarilah, Anak-Anak Kita Dalam Kepungan
Sadar atau tidak sebenarnya anak-anak kita dalam kepungan serius pendidikan yang menjauhkan al qur’an dari kehidupan.Kepungan tersebut berupa konfrontasi budaya “amburadul” yang sebenarnya hasil metamorfosis dari tradisi klenik dan liberal. Semua itu telah berpadu dalam realita kekinian dan kedisinian menggilas dunia anak-anak kita.Di setiap lini dan sudut kehidupan hegemoni budaya tersebut telah menjadi biasa dipraktekkan anak-anak kita. Hal tersebut Sedikit demi sedikit menggeser nilai-nilai al qur’an dalam masyarakat islam.
Kalau kita rasakan memang benar-benar kepungan yang mencengkeram pemikiran masa depan anak-anak kita bagaikan gurita ketika mendapat mangsa. Oleh karena itu mendidik anak dengan la qur’an merupakan benteng kokoh yang menjadi pelindung pemikiran, akhlaq dan cara bergaul anak-anak kita dari berbagai virus kejahiliyyahan.
MENANAMKAN ANAK CINTA PADA AL QUR’AN
Anak merupakan karunia dan amanah yang diberikan Alloh pada mannusia. Wajib bagi kedua orang tua menjaga amanah dan karunia tersebut. Dan penjagaan anak yang paling utama adalah dengan memberikan kepadanya pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik dan seharusnya ditanamkan sejak dini oleh orang tua muslim pada anaknya adalah pendidikan dengan al qur’an.
Tahap pertama dalam pendidikan al qur’an adalah membuat buah hati kita cinta dengan al Qur’an. Membuat anak cinta dengan al qur’an bukan semudah membalikkan telapak tangan. Tugas ini adalah tugas besar orang tua yang sangat butuh jerih payah dan ketulusan doa. Banyak orang tua yang sholihpun merasa tertatih-tatih ketika melakukan hal ini. Karena memang persoalannya cukup rumit dan kompleks.
Orang tua harus paham tentang kondisi anak dengan protipe karakter yang sangat majemuk. Begitu juga berkaitan dengan pemilihan waktu, lingkungan yang konduksif, sarana yang kreatif dan inovatif, keteladanan yang baik serta faktor gizi yang harus memadai.
Kecintaan anak pada al Qur’an akan tumbuh dan bersemi jika diiringi dengan hangatnya motivasi dari orang tua. Tak dipungkiri motivasi mempunyai peranan yang signifikan dalam membangkitkan semangat anak untuk cinta pada al Qur’an. Maka alangkah baik nya jika orang tua menyemangati anaknya seperti. “ Nak, Jika kamu bisa membaca al qur’an dengan lancar sekaligus hafal juz ‘Amma insya Alloh umi dan abi akan belikan tas dan sepatu baru atau mushaf al; qur’an misalnya.” Lebih baik lagi jika kita motivasi dengan pahala dan keutamaan orang yang mahir dalam al qur’an akan bersama para malaikat yang mulia. Motivasi-motivasi semacam ini akan menumbuhkan semangat anak cinta pada al Qur’an.
Diantara cara menumbuhkan kecintaan anak pada al Qur’an dengan memperkenalkan anak dengan bacaan dan hafalan al qur’an lewat permainan. Jangan sampai dunia anak yang merupakan dunia main terampas dengan kekakuan kita dalam mendidik mereka cinta pada al Qur’an. barang siapa yang kurang memperhatikan ini biasanya menemui berbagai kendala dalam perjalanannya.
Pembaca gerimis yang dirahmati Alloh...
Jika kita mampu menanamkan anak terhadap al qur’an maka Kecintaan inilah yang nantinya menjadi dorongan kuat anak-anak kita mudah berinteraksi dengan al qur’an. Tidak ada gunanya menghafal al qur’an tanpa didasari rasa cinta terhadap al qur’an. Disamping menumbuhkan rasa cinta kita harus tanamkan juga pengagungan bahwa al qur’an adalah perkataan alloh yang suci. Semua ini tentunya butuh waktu dan perhatian dari orang tua. Jangan sampai kesibukan kita menjadi sebab anak-anak kita terabaikan sejak dini dari al qur’an.
BERBAGAI CARA(METODE) MENDIDIK ANAK DENGAN AL QUR’AN
Metode memang sangat menentukan hasil yang di akan capai. Oleh karena itu dalam mendidik anak dengan al qur’an kita harus benar-benar mengetahui metode yang tepat. Kalau kita uraikan secara detail pasti terlalu panjang karena setiap fase umur ada tendesi dan cara yang sesuai. Dalam hal ini buku-buku di pasaranpun cukup banyak yang bisa kita ambil sebagai panduan. Namun secara global sebagai berikut:
1. Mendidik anak dengan al Qur’an pada anak di bawah 2 tahun.
Anak dibawah 2 tahun tentunya masih belum bisa mencerna bahasa tulisan. Akan tetapi bahasa verbal,indera pendengaran,daya cita serta daya ingat mulai berinteraksi dengan apa yang dia dengar. Oleh karena itu pada fase ini bisa kita perdengarkan pada anak-anak kita suara-suara murottal. Memang ada teori barat yang menganjurkan agar diperdengarkan pada anak suara-suara yang bernuansa lembut. Namun teori ini seharusnya tidak dipakai. Karena memang musik tidak akan pernak bisa bersatu dengan al qur’an. Hukum musik sejak zaman salaf telah jelas dan gamblang akan keharamannya. Jadi yang benar adalah memperdengarkan al qur’an pada anak-anak kita. Kemudian mengajak mereka duduk sejenak ketika kita membaca al qur’an,atau meminta mereka mengambilan mushaf al qur’an hal tersebut sangat bermanfaat dalam menanamkan kecintaan mereka terhadap al qur’an.
2. Mendidik anak dengan al Qur’an padaUsia 3 sampai 6 tahun.
Pada usia ini anak mulai bisa mengucapkan bahkan merekam apa yang ia dengar. Oleh karena itu pengenalan huruf-huruf al qur’an(huruf hijaiyah) sangat dianjurkan. Mulailah dengan huruf-huruf yang mudah di ucapkan bagi lisan kita terutama lisan orang a’jami(non arab). Menggunakan sarana belajar modern sangat membantu anak dalam proses pembelajaran pada tahap ini. Seperti penyetelan CD pembelajaran al qur’an untuk anak.
Pada usia ini sebenarnya anak telah mampu menghafal potongan-potonngan ayat pendek. Maka dari itu orang tua hendaknya respon dan menggunakan kesempatan ini untuk membiasakan anak-anak mengucapkan lafadz al qur’an. Akan tetapi yang harus diperhatika jangan memaksa anak untuk menghafal ketika dia tidak mau, Apalagi memukul anak ketika tidak mau menghafal. Ciptakan suasana nyaman bagi anak sehingga ia benar-benar mau menghafal dengan sendirinya.
3. Mendidik anak cinta al qur’an 7-10 tahun.
Pada usia ini anak mulai bisa mengenal lebih banyak tentang lingkungan sekitar. Menurut sunnah nabi anak usia tujuh tahun mulai diperintahkan dan diajari sungguh-sunguh tentang sholat. Begitu juga berkaitan dengan pendidikan dengan al qur’an semestinya mendapatkan tendensi yang lebih. Sebaiknya anak mulai diikutsertakan dalam taman pendidikan al qur’an. Selain bisa berinteraksi dengan teman lain lingkungan tersebut sangat konduksif untuk belajar al qur’an. Bahkan orang tua harus mau privat anaknya ketika menjelang tidur atau diwaktu luang lainnya. Sebaiknya anak di dorong untuk mengikuti perlombaan hafalan al qur’an. Begitu juga menyemangati sering tampil menyetorkan hafalannya baik kepada orang tua maupun di acara lainnya seperti radio khusus rubrik anak-anak.
Menceritakan kisah-kisah di dalam al qur’an sangat membantu anak dalam menanamkan kecintaan anak pada al Qur’an. Sebanarnya kalau kita gali masih banyak sekali metode yang bisa kita terapkan. Yang jelas pemaparan diatas sekedar contoh yang bisa membantu kita dalam mendidika anak dengan al qur’an.
Sebuah Kesalahan Besar
Pembelajaran al qur’an yang mayoritas berkembang dalam masyarakat kita hanya berorientasi pada kemampuan membaca al qur’an saja. Setelah anak mampu membaca al qur’an maka seolah telah selesai dan anak di lepas begitu saja. Mereka menyangka bahwa hal tersebut telah cukup. Anak-anak yang tadinya setiap sore rutin mengikuti TPA di masjid mulai bertahap meninggalkan masjid. Karena mereka merasa target mereka telah tercapai. Padahal hal tersebut adalah babak awal untuk memulai anak interaksi dengan al qur’an.
Seringkali orang tua kecolongan atas anaknya yang tadinya rajin mengaji setiap sore di masjid kini mulai bergabung dengan komusnitas baru di mall-mall atau pinggir jalan. Lisan-lisan yang dulu mendendangkan alqur’an kini berganti dengan musik dan nyanyian. Bahkan mereka yang berdandan seksi dan seronok mereka juga yang dulunya aktif ngaji tiap sorenya. Memang dahsyatnya pendidikan al qur’an belum menyentuh sisi kehidupan mereka karena masih jauhnya dari al qur’an. Jauh bukan berarti keberadaan dan jaraknya. Kita yakin dirumah-rumah mereka pasti ada mushaf al qur’an. namun setan dan para pasukannya telah membuat dinding pembatas antara mereka dengan alqur’an.
Mungkin kita bertanya-tanya kok bisa ya hal tersebut terjadi? Tidak lain dan tidak bukan karena kesalahan besar yang dianggap wajar oleh orang tua ketika pembelajaran sebatas pada kemampuan membaca saja. Oleh karena itu hendaknya orang tua mulai mencarikan anak tempat untuk melanjutkan pendidikan anaknya setelah mahir membaca al qur’an. Seperti belajar tahsin dan tajwid, terjemah lafadz al qur’an, kajian tafsir dll. Bahkan jika anak tersebut punya bakat dan semangat dalam menghafal al qur’an alangkah baiknya kita masukkan di pondok tahfidz al qur’an.
Jadi merupakan kesalahan besar jika kita melepas anak kita setelah mereka bisa membaca al qur’an.
Hanya dengan al Quran Generasi Robbani Akan Bangkit
Mendidik anak dengan al qur’an adalah jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Indikator kerusakan generasi ini disebabkan karena jauhnya pendidikan mereka dari al qur’an. Dan telah diakui oleh para kolonialis dan orientalis barat bahwa selama al qur’an masih berada di dalam genggaman kaum muslimin maka mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan kaum muslimin. Maka tidak salah jika sekarang mereka menyusun kurikulum yang ada sangat menjauhkan anak dari al qur’an. Mulai dari SD sampai perguruaan tinggi al qur’an mulai dipisahkan dalam pendidikan. Tapi dengan izin Alloh berbagai sekolah berbasis islam yang mengajarkan al qur’an mulai merebak di nusantara. Semoga ini bagian dari pilar kebangkitan islam yang telah lama ditunggu oleh umat.
Tak akan pernah generasi robbani bangkit kecuali jika generasi tersebut terwarnai dengan nuansa al qur’an. Oleh karena itu jangan ragu untuk mendidik anak kita dengan alqur’an. Jika setiap keluarga muslim sadar akan pentingnya pendidikan al qur’an bagi anak-anaknya. Insya alloh generasi robbani akan bangkit di negeri kita. semoga anak-anak kita menjadi generasi qur’ani yang selalu menjunjung tinggi islam dimanapun ia berada. Amiin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar